Dengan hanya bermodal Rp. 5.000,- untuk dewasa dan Rp. 2.000,- untuk anak-anak kita sudah bisa banyak tau tentang batik dan kain-kain tradisional dari berbagai daerah di indonesia.
Beberapa ruang pamer terdapat di museum ini dan setelah puas berkeliling melihat-lihat berbagai macam kain dan batik, kita bisa melanjutkan ke bagian belakang dari museum ini, yaitu ke Pendopo Batik.
Di pendopo batik ini, kita bisa melihat banyak orang belajar batik, bahkan kita sendiri juga bisa membatik sendiri. Sebenarnya saya ingin supaya anak saya, Sabila saja yang belajar membatik, tapi dikarenakan usia sabila masih 6 tahun kurang maka tidak disarankan membatik dengan menggunakan cantik dan malam karena efek panas dari benda-benda yang digunakan tersebut. Untuk anak-anak sangat disarankan membatik dengan tekhnik cap karena lebih aman. Tapi sayang, di hari itu membatik dengan tekhnik cap sudah ditutup, jadilah saya yang belajar membatik menggunakan kain berukuran 30cm x 30cm dengan harga hanya Rp. 40.000,- untuk sekali membatik.
Banyak pilihan gambar yang disediakan untuk membatik diatas kain tersebut, mulai dari kupu-kupu, bunga, motif batik dan lain sebagainya. Dan saya pun mengambil gambar kucing sesuai dengan pilihan anak saya, Sabila.
Bagi yang belajar membatik, pertama yang harus dilakukan adalah memilih motif ataupun gambar yang akan dibatik, kemudian menggambar diatas sehelai kain putih dengan cara mencetak dari gambar yang dipilih. Setelah gambar yang di cetak selesai, tahap selanjutnya adalah memasukkan kain putih bergambar tersebut ke dalam ring yang fungsinya supaya kain enak di pegang pada saat membatik. Kemudian siapkan peralatan batik seperti : kompor, kuali, malam dan juga canting. Untuk memulai di tahap ini, jangan lupa menggunakan celemek atau alas yang menutupi pakaian kita ya, supaya pakaian kita tidak terkena malam yang panas.
Posisikan duduk yang enak, lalu mulailah membatik pelan-pelan. Awal memegang canting masih agak canggung karena belum terbiasa, tapi lama kelamaan malah makin asyik membatik. Memegang canting juga ada tekhnik tersendiri, yaitu dengan kemiringan + 30o,
dengan kemiringan seperti itu malam panas yang keluar dari canting cukup untuk batas melukis batik diatas sehelai kain. Kalau canting di pegang terlalu tinggi, maka malam panas yang keluar akan melebar dan besar.
- Cucuk, bagian paling depan berbentuk runcing yang berfungsi sebagai mata pena untuk mengeluarkan malam ke dasar kain yang akan di batik ;
- Nyamplung, bagian tengah yang berfungsi untuk menampung malam panas sebelum dikeluarkan melalui cucuk ;
- Gagang, bagian paling belakang yang berfungsi untuk pegangan saat membatik menggunakan canting.
Untuk memperlancar aliran cucuk, nyamplung harus makin sering mengambil malam panas dan cucuk di tiup terlebih dahulu. Cucuk dan nyamplung terbuat dari tembaga karena tembaga merupakan material penghantar panas yang baik, sedangkan gagang terbuat dari bambu.
Canting batik menurut fungsinya :
- Canting Batik Rengreng, canting bercucuk tunggal dan tidak terlalu besar berdiameter 1-2.5 mm yang berfungsi untuk membuat pola pertama pada batik tulis atau dikenal dengan istilah merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada sisan ataupun tembokan maupun pulasan pada kain ;
- Canting Batik Isen, canting yang mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan. Diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm.
Ada 3 ukuran cucuk yang digunakan untuk membatik, yaitu : kecil, sedang dan juga besar dan semuanya dengan fungsi yang berbeda-beda.
Fungsi dari ukuran cucuk:
- Canting dengan cucuk kecil : untuk membuat isen pada pola batik yang telah di rengreng ;
- Canting dengan cucuk sedang : digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis ;
- Canting dengan cucuk besar : digunakan untuk membuat pola-pola batik yang berukuran besar. Pola yang dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan.
Setelah semua kain yang dibatik selesai secara bolak balik atau atas bawah, kain tersebut dilepaskan dari ring dan kemudian dilakukan pencelupan warna. Kali ini warna yang saya pilih lagi-lagi atas pilihan anak saya, yaitu warna biru. Setelah dilalukan pencelupan warna, dilakukan juga pencelupan atau perebusan kain yang hanya sebentar ke air rebusan tapioka atau kanji. Fungsi dari air rebusan kanji ini adalah untuk melunturkan malam yang tersisa pada kain untuk tahap selanjutnya diberi warna lagi.
Proses pencelupan pun selesai dan selanjutnya batik yang sudah ada gambar dan sudah berwarna, dijemur untuk proses pengeringan batik dan batik hasil karya kita tersebut boleh dibawa pulang.
Banyak banget ilmu yang bisa saya ambil dari berkunjung ke museum tekstil dan juga belajar membatik ini. Perjalanan dan kunjungan yang murah meriah namun mendapatkan ilmu yang lumayan banyak. Ayoooo ajak anak-anak dan saudara-saudara kita untuk mengunjungi museum-museum yang ada di indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar