Kamis, 18 Desember 2014

1 Day Trip to 3 Islands

Pada tanggal 22 November 2014, saya dan keluarga melakukan perjalanan menuju 3 pulau di kepulauan seribu.
Mulai berangkat dari rumah pada pukul 06.00 WIB dikarenakan semua peserta tur harus berkumpul jam 08.00 WIB untuk registrasi ulang dan briefing di dermaga muara kamal, jakarta utara.
Tiba di Dermaga Muara Kamal, kami langsung registrasi dan diberi sedikit pengarahan oleh tour guide-nya.
Setelah semua peserta tur lengkap, kami pun beranjak menuju perahu kayu yang memang sudah disiapkan untuk kami semua.
Perahu bergerak dari dermaga pada pukul 09.00 WIB untuk tujuan pertama yaitu Pulau Kelor. Perjalanan dari dermaga muara kamal menuju pulau kelor ditempuh dalam waktu 40 menit.

Sabila dan Ayah dalam perjalanan menuju Pulau Kelor

Sabila dan Bunda menikmati perjalanan

Pulau Kelor
Tepat jam 09.40 WIB kami tiba di pulau kelor, kami langsung bergegas turun dari perahu kayu untuk menuju daratan.

Benteng Marthelo dari kejauhan

Foto sejenak setelah tiba di daratan

Banyak tempat untuk foto-foto di tempat nan indah itu meskipun panas terik menyengat, tidak menghalangi kami untuk tetap semangat berfoto dan menikmati Indahnya pulau kelor ini.

Narsis sejenak

Lovely Hubby

Benteng Marthelho tampak dari dekat

Aku dan Sabila-ku

Pulau Kelor dahulu dikenal dengan nama Pulau Kherkof. 
Pulau Kelor terletak berdekatan dengan gugusan yang sama dengan Pulau Petondan Besar, Pulau Petondan Kecil, Pulau Kelapa, Pulau Onrust dan Pulau Bidadari.
Di pulau ini terdapat peninggalan Belanda berupa galangan kapal dan benteng yang dibangun VOC untuk menghadapi serangan Portugis di abad ke 17. Di sini juga terdapat kuburan Kapal Tujuh atau Sevent Provincien serta awak kapal berbangsa Indonesia yang memberontak dan akhirnya gugur di tangan Belanda.
Di tengah teriknya matahari, Sabila tetap semangat mencari kerang-kerang untuk dibawa pulang dan dibagikan ke teman-temannya di rumah.

Sabila sibuk pilih-pilih kerang untuk dibawa pulang

Guide yang membawa kami, menginstruksikan agak kami kembali ke kapal kayu jam 11.00 untuk kemudian melakukan perjalanan ke Pulau Onrust.
Perjalanan dilanjutkan ke Pulau Onrust pada pukul 11.00 dan tiba di Pulau Onrust pukul 11.30

Pulau Onrust
Di Pulau Onrust kami diberi kesempatan hampir 2 jam untuk berkeliling pulau, berfoto, makan siang dan juga istirahat ataupun shalat.

Sabila dan Ayah

Sabila dan Bunda

Onrust

Foto bersama keluarga tercinta 
Pulau Onrust merupakan salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang letaknya berdekatan dengan Pulau Bidadari. Pada masa kolonial Belanda, rakyat sekitar menyebut pulau ini adalah Pulau Kapal karena di pulau ini sering sekali dikunjungi kapal-kapal Belanda sebelum menuju Batavia. Di dalam pulau ini terdapat banyak peninggalan arkeologi pada masa kolonial Belanda dan juga sebuah rumah yang masih utuh dan dijadikan Museum Pulau Onrust


Nama 'Onrust' sendiri diambil dari bahasa Belanda yang berarti 'Tidak Pernah Beristirahat' atau dalam bahasa Inggrisnya adalah 'Unrest'. Ada sumber lain yg mengatakan bahwa nama Onrust tersebut diambil dari nama penghuni pulau yang masih keturunan bangsawan Belanda, yaitu Baas Onrust Cornelis van der Walck.
Untuk makan siang, di tempat ini ada warung-watung yang menjual masakan rumahan dengan harga cukup terjangkau. Untuk sepiring nasi plus sayur dan lauk, harga tidak lebih dari IDR 20.000 dan minuman juga masih dengan harga standard dan wajar. 
Tepat pukul 13.15 perjalanan kami lanjutkan ke Pulau Cipir. Jarak Pulau Cipir dari Pulau Onrust cukup ditempuh dalam waktu 10 menit saja dengan menggunakan kapal kayu. 

Pulau Cipir
Pulau Cipir sering juga disebut Pulau Khayangan.
Di pulau ini terdapat peninggalan sejarah, yaitu sebuah benteng yang dibangun oleh Belanda pada zaman VOC. Disini ada sumber air tawar yang jernih dan bersih.

Selamat datang di Pulau Cipir

Sabila dan meriam

Di tempat ini, Sabila semakin asyik mencari kerang untuk di oleh-oleh temannya di rumah. 

Sabila masih asyik cari kerang

Di pulau ini angin semilir berhembus sehingga membuat kita mengantuk. 

Angin yang berhembus bisa bikin ngantuk
Jangan sampai ketiduran ya karena paling telat jam 15.00 perahu kayu sudah harus kembali ke dermaga muara kamal karena semakin sore ombak semakin besar bergulung.

Bersiap meninggalkan Pulau Cipir menuju Dermaga Muara Kamal 
Kapal kayu berangkat menuju dermaga muara kamal tepat pukul 15.00 WIB. Ombak di sepanjang perjalanan meliuk-liuk lumayan kencang sampai-sampai Sabila agak takut terjadi sesuatu. Bersyukur Alhamdulillah kami dan rombongan tiba di dermaga muara kamal dengan selamat membawa cerita yang menyenangkan. 

Sabtu, 19 April 2014

Jalan-jalan ke Monumen Nasional

Libur panjang kali ini dimanfaatin tuk kunjungin jakarta dan sekitar-nya, akhirnya pilihan jatuh ke puncak monas. Ini kali kedua saya naik ke puncak monas setelah kunjungan pertama bersama keponakan sebelum saya menikah dan sekarang tugas saya membawa anak supaya dia lebih kenal sejarah indonesia.

Indah-nya ikon Kota Jakarta
Pagi-pagi sekali di hari sabtu tanggal 19 April 2014, berangkat jam 06.30 WIB dengan menggunakan kereta dari stasiun pondok cina-depok menuju stasiun gondangdia-jakarta pusat.

Stasiun Pondok Cina

Cukup bayar murah untuk bisa ke gondangdia, yaitu dengan IDR 3.500/orang termasuk anak diatas 3 tahun sudah di hitung beli tiket sendiri. Jangan lupa, ada tambahan IDR 5.000 sebagai deposit atau jaminan kartu supaya kartu-nya bisa balik lagi, lumayan banget khan.
Akhirnya, kereta itu pun datang untuk membawa kami sesuai tujuan.


Menanti kereta datang
Saya, anak dan ART pilih duduk di gerbong khusus wanita, sedangkan suami pilih gerbong di sebelah-nya lagi yang bisa untuk laki-laki atau perempuan.

Demi kenyamanan dan ketertiban di dalam kereta
Akhirnya kami pun sampai di stasiun gondangdia, cuma butuh waktu lebih kurang 30 menit aja antara depok ke jakarta, duh senangnya.....

Stasiun Gondangdia
Tujuan pertama langsung cari loket refund tiket. Lumayan tuk ambil deposit IDR 5.000/tiket itu, total IDR 20.000 untuk 4 tiket. Sipppp dech.....

Sabila tap kartu kereta-nya sendiri
Ini dia loket refund-nya
Kartu yang akan di refund

Keluar stasiun gondangdia, celingak celinguk naik apaan yaaaaa..... Dan keluar ide tuk naik bajaj sebagai kendaraan khas jakarta, kebetulan ART belom pernah naik bajaj nich. Kalo Sabila, sudah pernah naik bajaj sewaktu dia kecil tapi bajaj yang berwarna orange sedangkan sekarang naik bajaj yang berwarna biru. Loch.... Ada dua pilihan warna toh tuk naik bajaj, beda-nya apa yaaa?? Kalo bajaj orange, suara masih berisik, sedikit polusi udara, lebih sempit dan untuk BBM-nya menggunakan bensin. Bajaj biru?? Nah.... Ini dia beda-nya. Bajaj biru lebih bersahabat dengan lingkungan karena gak bikin polusi udara ataupun polusi suara, ditambah juga tempat duduk lebih empuk dan lebar, dan juga bahan bakar menggunakan gas atau BBG. Lebih bersahabat bukan....
Oh iya, untuk ongkos bajaj dari stasiun gondangdia ke daerah monas adalah IDR 15.000 dari harga yang ditawarkan IDR 20.000.
Tiba di monumen nasional atau sering disebut monas, kami langsung masuk ke pagar dan terhenti sejenak karena ada beberapa rusa yang bisa di beri makan dengan wortel atau kacang panjang. Untuk wortel atau kacang panjang itu, bisa di beli oleh penjual di sekitar lokasi dengan cukup membayar IDR 2.000 sudah bisa mendapat seikat wortel atau kacang panjang.



Setelah puas melihat rusa, kami pun bergegas ke arah parkir monas dan mencari tempat atau sejenis terminal untuk naik kendaraan sejenis kereta yang akan mengantarkan kami menuju pelataran monas.

Kereta wisata
Naik kereta ini free alias gak usah bayar karena merupakan fasilitas dari monas ini untuk para pengunjung. Gak perlu berebutan naik kereta ini karena ada sebanyak 13 buah kereta yang di sediakan. Kami pun naik ke kereta dan 5 menit kemudian, kami sudah berada di pelataran monas.
Langsung turun ke tangga masuk dan kami langsung antri untuk membeli tiket menuju cawan dan puncak monas, gak lupa kami pun membeli tiket masuk untuk ke museum-nya.

Ini loket untuk ke museum

Loket ke puncak dan cawan monas

Petugas loket cawan dan puncak monas
Cukup membayar IDR 15.000 untuk dewasa dan IDR 4.000 untuk anak-anak, sudah bisa masuk ke cawan ataupun puncak monas. Untuk tiket museum, harga tiket masuk-nya adalah IDR 5.000 untuk dewasa dan IDR 2.000 untuk anak-anak.

Tiket terusan ccawan dan puncak monas untuk dewasa

Tiket terusan cawan dan puncak monas untuk anak-anak

Tiket sumbangan kalo gak ada kembalian

Tiket masuk Museum Monumen Nasional

Monas dibuka mulai dari jam 08.00 WIB dan loket di tutup jam 15.00 WIB setiap hari kecuali hari senin setiap akhir bulan karena jadwal itu merupakan perawatan monas yang menjadi ikon kota jakarta.


Untuk bisa naik ke cawan dan puncak monas, kami harus melewati museum dan kemudian menaiki tangga dan selanjutnya antri untuk bisa masuk ke cawan dan puncak monas. Karena hari ini long weekend, banyak sekali pengunjung yang datang ke monas untuk sekedar berfoto ataupun naik juga ke puncak-nya. Ada pengunjung yang dari daerah juga loch, seperti pengunjung di depan kami saat mengantri, yang berasal dari surabaya. Katanya belom ke jakarta kalau belom mengunjungi monas hehehe




Penuh sangat saat kami tiba di pelataran monas tersebut, padahal kami tiba di lokasi sekitar jam 09.00 WIB. Ya mungkin aja sudah ada yang datang dari sebelum monas di buka kali ya :)





Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa masuk dan naik ke puncak monas tersebut dikarenakan jumlah pengunjung yang membludak. 

Ayah dan Sabila nunggu antrian



Meskipun antri cukup lama, Sabila tetap ceria
Harus siapkan makanan ringan ataupun minuman supaya bisa tetap mengantri tapi gak kelaparan atau kehausan. Tapi harus di ingat ada beberapa pedagang kaki lima (PKL) di tempat itu, namun gak sembarang kita bisa membeli karena akan dikenakan sangsi sesuai peraturan yang berlaku. Sudah ada tempat jualan khusus di monas ini, jadi belilah makanan atau minuman disana karena harganya juga masih sangat wajar.


Dan penantian kami untuk naik ke puncak monas berakhir sudah. Giliran kami yang masuk ke lift menuju puncak dan cawan monas.

Petunjuk arah
Lift di monas ini hanya 1 buah aja dan itu pun cuma cukup untuk 11 orang pengunjung saja karena di dalam lift pun ada 1 petugas, jadi total 12 orang di dalam lift.

Cuma bisa 11 orang aja

Ada 3 buah tombol di lift tersebut, yaitu 1 ke lantai dasar tempat kami naik, 2 menuju cawan monas dan yang ke 3 adalah tombol lift menuju puncak monas.

Petunjuk lift
Kami keluar lift menuju puncak monas. Di puncak monas ini kami bisa melihat gedung-gedung pencakar langit yang ada di jakarta. Bahkan kami juga bisa melihat gunung salak dan juga laut jawa dengan kepulauan seribu.




Di setiap sudut, disediakan teropong untuk melihat gedung-gedung lebih dekat dan disediakan pula semacam tangga untuk anak-anak.

Sabila dikasih pengarahan sama Ayah

Ayah ngintip apaan tuch???

My cute girl

Sabila mau teropong awan, katanya

Sabila serius banget teropong jakarta


Little angel

Cuaca di luar cukup cerah dan juga angin berhembus dengan kencang-nya, puas sekali kami di tempat itu sampai-sampai saya harus merayu anak saya yang masih betah di puncak monas untuk turun ke cawan. 

Sabila dan Ayah menikmati pemandangan Kota Jakarta
Dengan pemandangan yang bagus

Angin kencang tak menghalangi kami untuk berfoto
Puas sudah kami dan kami pun turun dengan menggunakan lift menuju cawan monas. Di cawan monas sedikit yang bisa dilihat dan di foto, tak lama pun kami turun dengan menggunakan tangga yang sudah disediakan. Ya.... Turun dari cawan ke dasar monas cukup menggunakan tangga aja.

Pemandangan berupa Masjid Istiqlal di lihat dari cawan monas
Gak ketinggalan pula kami harus ke museum monumen nasional. Di museum ini banyak sekali sejarah indonesia. Mulai dari perang, perjuangan sampai dengan kemerdekaan ada cerita dan sejarah-nya di museum ini.






Sabila pun di hampir setiap tempat minta di foto, sambil saya baca untuk Sabila apa aja yang dia lihat.



Setelah lelah dan puas, kami pun keluar pelataran monas. Di pelataran monas ini banyak sekali penjual pernak pernik khan jakarta ataupun yang lain-nya, saya pun membeli topi yang cukup murah kalau dibandingkan beli di ancol dengan topi yang sama, lumayan hemat hehehe. Ada juga ondel-ondel atau badut untuk sekedar berfoto dengan membayar dari keikhlasan pengunjung.


Gadis kecil berpayung
Beli topi cantik ini dengan harga murah

Menuju parkiran luar, kami harus mengantri kereta lagi untuk membawa ke lokasi luar monas.
Setiba-nya kami di parkiran monas, banyak yang berjualan makanan dan kami menemukan es goyang yang sangat saya sukai. Cukup membayar IDR 3.000 sudah bisa menikmati lezat-nya es goyang dengan aneka pilihan rasa, ada alpukat, kacang hijau, ketan hitam, stroberi dan lainnya.



Aneka pilihan rasa es goyang
Bahan topping berupa coklat cair dan kacang tumbuk

Es goyang yang sudah di celup coklat cair, diberi kacang

Es goyang topping kacang

Puas sekali perjalanan kami hari ini, tidak sia-sia untuk antri yang lumayan lama :)
Perjalanan ingin dilanjutkan ke daerah kota tua, tapi sayang cuaca yang tidak mendukung karena hujan angin yang sangat kencang dan akhirnya perjalanan kami pun berakhir.