Senin, 27 Mei 2013

Merawat Bayi Prematur Sendiri dan Alergi Susu Sapi


Pengalaman saya merawat bayi prematur di saat Sabila lahir beberapa tahun lalu akan saya share.
Sabila lahir dalam usia kandungan 32 minggu atau 7 bulan 3 minggu dengan berat badan 1.65 kg dan panjang 41 cm.
Sabila hanya 2 (dua) hari saja merasakan inkubator krn saya ingin di saat saya pulang, Sabila ikut pulang juga bersama saya. Setibanya di rumah, saya rawat Sabila dengan sebaik-baiknya.
Setiap pagi, saya rajin menjemur Sabila dibawah terik matahari antara jam 06.30 hingga 07.30 pagi selama lebih kurang 30 menit.
Saat lahir, Sabila gak langsung di imunisasi dikarenakan menunggu berat badannya mencapai 2.5 kg.
Pada usia nol bulan, saya hanya me-waslap setiap pagi dan sore tanpa mandi, itu berlangsung hingga berat badannya sekitar 3 kg. Pada saat tidur, sediakan lampu meja dan botol berisi air panas yang dilapisi kain lalu letakkan di samping kiri dan kanannya untuk tetap mendapat suhu hangat.
Saat usianya 2 minggu, ke dokter spesialis anak untuk mengetahui apakah bilirubin-nya naik atau tidak, dan Alhamdulillah bilirubin tidak naik bahkan kesehatannya baik-baik saja *bersyukur kepada Allah*
Makin lama, berat badan Sabila semakin meningkat dengan cara penanganan yang tepat dan juga minum susu untuk menaikkan berat badan bayi baru lahir, yang kebetulan ASI saya bermasalah.
Saat usianya 3 bulan, dokter spesialis anak (DSA) "Memvonis" kalau Sabila alergi akan susu sapi dan olahannya.
Ternyata memang benar apa yang diucapkan DSA tersebut, bulan ke-4 usianya di wajah Sabila terlihat bintik-bintik merah dan juga napas berbunyi grok grok seperti orang asma.
Disarankan oleh DSA untuk mengganti susu nya dengan susu soya, bahkan yang termahal sekalipun sudah kami berikan untuk putri kami yang tercinta. Akan tetapi, alergi-nya tidak bisa teratasi karena menurut seorang profesor DSA di bandung anak alergi susu sapi belum tentu cocok minum susu soya dan disarankan untuk mengganti dengan susu hypoallergenic (HA).
Berbagai merk susu HA banyak dijual dipasaran. Awalnya Sabila saya berikan susu nutrilon HA, akan tetapi saat itu sangat sulit menemukan susu HA merk tersebut. Sekalinya ada di toko atau supermarket, selalu kami borong dan itupun gak lebih dari 3 kaleng karena memang stok yang terbatas. Akhirnya kaki memberikan alternatif dengan susu HA merk lain, yaitu NAN HA. Dan Alhamdulillah tidak menjadi masalah di pencernaannya. Jadi kaki punya 2 pilihan susu saat itu, nutrilon atau NAN.
Yang harus diingat dalam pemberian susu HA ini adalah, jangan dicampur kalau memang alergi si anak mau segera menghilang. Boleh saja dicampur dengan susu non HA, akan tetapi hasilnya gak maksimal dan memperlambat penyembuhan alerginya.
Alhamdulillah, Sabila sudah bebas terlepas dari alergi susu sapi di saat usia 11 bulan. Mungkin kalau saat itu susu HA dicampur dengan susu non HA, lepas dari alerginya kemungkinan akan lebih dari usianya 1 tahun.
Di saat Sabila berumur 6 bulan, saya mencoba mandikan dengan air dingin tanpa pemberian air hangat sama sekali dan hasilnya sampai detik ini Sabila gak pernah mau mandi pake air hangat, dan kalau dia lagi kurang sehat cukup di waslap aja.
Dan sekarang, di usianya 3 tahun 7 bulan Sabila bebas makan apa aja dan kesukaannya sekarang adalah keju. Padahal dulu sewaktu masih alergi, keju itu "musuh" yang benar - benar harus dihindari. Sekarang Sabila tumbuh sehat, ceria, cerdas dan terkesan bawel karena kepintarannya.
Alhamdulillah telah diberikan Allah anak yang baik dan sehat. Semoga menjadi anak yang sholeha dan berbakti kepada kami orangtuanya.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Mba....anak saya prematur dan alergi susu, waktu di diagnosis alergi brpa beratx? Dan itu usia 4 buln kronologis atau koreksi...