Minggu, 23 Juni 2013

Istana Bogor Untuk Rakyat

Dalam rangka memperingati ulang tahun kota Bogor ke 531 yang jatuh pada tanggal 03 Juni 2013, maka dibukalah Istana Bogor untuk rakyat. Yang artinya, semua masyarakat boleh mengunjungi Istana Bogor ini. Pelaksanaan dibukanya kunjungan ke Istana Bogor ini mulai 17-20 Juni 2013 dan 22 Juni 2013.
Kami (saya, suami dan anak 3,9 tahun) datang berkunjung ke Istana Bogor ini pada hari terakhir, yaitu tanggal 22 Juni 2013. Kami tiba di lokasi sekitar pukul 12.30 dimana pelayanan mengunjungi Istana sedang di tutup karena jam istirahat dari pukul 12.00-13.00. Kami sempat bertanya pada petugas yang menjaga pintu masuk istana, apakah Sabila boleh masuk atau tidak. Karena menurut info yang saya dapatkan, kunjungan ke Istana Bogor ini untuk pengunjung berusia 10 tahun keatas. Tapi ternyata semua usia boleh masuk ke Istana Bogor ini. Betapa senangnya saya.... Jadi ingat waktu kunjungan ke Istana Negara Jakarta yang pada saat kunjungan ke tempat itu usia Sabila masih belum genap 3 tahun.
Akhirnya kami menuju Balaikota untuk mendaftar masuk ke Istana Bogor. Alhamdulillah pelayanan pendaftaran masih dibuka untuk umum tanpa ada jeda istirahat. Kami mendaftar di Gedung DPRD Kota Bogor melalui pintu Balai Kota Bogor yang memang ada jalan tembus menuju gedung tersebut. Kami sempat bertanya-tanya dimana tempat mendaftar karena jalan yang cukup berliku tanpa ada petunjuk arah ke tempat pendaftaran tersebut. Tibalah kami di sebuah tenda pendaftaran untuk kemudian diberikan cap pada punggung tangan sebelah kanan dan juga diberikan tiket masing-masing 1 lembar tiket.
Setelah mendapat cap di tangan dan tiket masuk, kami menunggu di tenda-tenda yang sudah disediakan banyak kursi untuk kemudian antri menuju istana. Sebelum masuk ke istana, petugas mengecek kerapihan pakaian dari masing-masing pengunjung dikarenakan untuk masuk ke istana tidak diperbolehkan menggunakan sandal, celana pendek, celana dengan bahan jeans, kaos oblong dan celana ketat. Tak lupa juga, petugas mengingatkan setiap pengunjung agar menitipkan tas ke sebuah kendaraan yang telah disediakan oleh panitia pelaksana kunjungan istana ini. Tidak diperkenankan juga membawa makanan dan minuman ke dalam lingkungan istana. Yang diperbolehkan untuk dibawa ke dalam istana adalah : barang berharga, dompet, uang dan handphone. Di dalam istana juga ada beberapa tempat yang tidak boleh diambil sebagai objek foto.
Tepat pukul 13.00 kami dan beberapa ratus orang mulai berjalan kaki dari Gedung DPRD menuju ke Istana Bogor, jaraknya cukup dekat sehingga bisa ditempuh hanya dalam beberapa menit saja.
Setibanya kami di pintu masuk, kami harus antri dengan tertib untuk pemeriksaan barang-barang yang dibawa dan juga melewati detektor.
Masuk ke halaman istana terdapat beberapa patung dengan bentuk yang unik, seperti patung orang sedang meniti jembatan kecil, patung orang dengan tubuh meliuk keatas dan lain sebagainya.
Istana Bogor ini terdiri dari 3 bagian, yaitu : gedung sayap kiri, gedung utama dan gedung sayap kanan.
Gedung Sayap Kiri : digunakan sebagai tempat menginap tamu-tamu negara setingkat menteri
Ruang Film : ada 4 (empat) ruangan terdiri dari ruang kerja presiden, perpustakaan, ruang untuk menjamu makan para tamu dan pantry.
Ruang Teratai : ruang penerima tamu kepresidenan untuk menteri baik menteri dari luar negeri ataupun dalam negeri
Ruang Kaca Seribu : disebut kaca seribu dikarenakan ada banyak bayangan dari 2 buah cermin yang saling berhadapan dan bisa melihat bayangan apabila kita melihat di kaca itu.
Ruang Garuda terdapat di gedung utama yang berfungsi sebagai ruang pertemuan presiden untuk menyambut tamu-tamu baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri dan juga berfungsi sebagai tempat acara resepsi tamu-tamu negara.
Sayap Kanan : terdapat 7 kamar yabg digunakan sebagai tempat peristirahatan tamu negara setingkat kepala negara seperti presiden ataupun wakil presiden. Di tempat ini, boleh mengambil foto tapi hanya sebagai background untuk berfoto, bukan mengambil foto ruangan yang sebagai obyeknya.
Semua furniture di Istana Bogor ini dari Jepara, sedangkan karpetnya dari Persia.

Dibawah ini adalah sejarah berdirinya Istana Bogor yang saya kutip dari : http//www.presidenri.go.id/istana/index.php/statik/sejarah/bogor.html (ada beberapa yang saya edit)

Sejarah Berdirinya Istana Bogor
Sejarah berdirinya Istana Bogor ini adalah berawal dari keinginan orang-orang Belanda yang bekerja di Batavia (kini Jakarta) untuk mencari tempat peristirahatan, karena mereka beranggapan bahwa Kota Batavia terlalu panas dan ramai sehingga mereka perlu mencari tempat-tempat yang berhawa sejuk di luar kota Batavia.
Gubernur Jenderal Belanda bernama Gustav William Baron Van Imhoff ikut melakukan pencarian itu dan berhasil menemukan sebuah tempat yang baik dan strategis di sebuah kampung yang bernama Kampong Baroe, pada tanggal 10 Agustus 1744.
Setahun kemudian, yaitu tahun 1745 Gubernur Jendela Van Imhoff (1745-1750) memerintahkan pembangunan atas temoat pilihannya itu sebuah pesanggrahan yang diberi nama Buitenzorg (artinya bebas masalah / kesulitan). Dia sendiri yang membuat sketsa bangunannya dengan mencontoh arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke of Malboriugh, dekat kota Oxford di Inggris. Proses pembangunan gedung itu dilanjutkan oleh Gubernur Jenderal yang memerintah selanjutnya yaitu Gubernur Jenderal Jacob Mossel yang masa dinasnya 1750-1761.
Dalam perjalan sejarahnya, bangunan ini sempat mengalami rusak berat akibat serangan rakyat Banten yang anti kompeni, dibawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang, yang disebut perang Banten 1750-1754.
Pada masa Gubernur Jenderal Willem Daendels (1808-1811), pesanggrahan tersebut diperluas dengan memberikan penambahan baik ke sebelah kiri gedung maupun sebelah kanannya. Gedung induknya dijadikan dua tingkat. Halamannya yang luas juga dipercantik dengan mendatangkan enam pasang rusa tutul dari perbatasan India dan Nepal.
Kemudian pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron Van Der Capellen (1817-1826), dilakukan perubahan besar-besaran. Sebuah menara ditengah-tengah gedung induk didirikan sehingga istana semakin megah. Sedangkan lahan disekeliling istana dijadikan Kebun Raya yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 Mei 1817.
Gedung ini kembali mengalami rusak berat, ketika terjadi gempa bumi pada tanggal 10 Oktober 1834.
Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Yacob Duijmayer Van Twist (1851-1856), bangunan lama sisa gempa dirubuhkan sama sekali. Kemudian dengan mengambil arsitektur eropa Abad IX, bangunan baru satu tingkat didirikan. Perubahan lainnya adalah dengan menambah dua buah jembatan penghubung Gedung Induk dan Gedung Sayap Kanan serta Sayap Kiri yang dibuat dari kayu berbentuk lengkung. Bangunan istana baru terwujud secara utuh pada masa kekuasaan Gubernur Jenderal Charles Ferdinand Pahud de Montager (1856-1861). Dan pada pemerintahan selanjutnya, tepatnya pada tahun 1870, Istana Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jenderal Belanda.
Akhir perang dunia II, Jepang menyerah kepada tentara Sekutu, kemudian Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Barisan Keamanan Rakyat (BKR) sempat menduduki Istana Buitenzorg untuk mengibarkan bendera merah putih. Istana Buitenzorg yang namanya kini menjadi Istana Kepresidenan  Bogor diserahkan kembali kepada pemerintah republik ini oada akhir tahun 1949. Setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia pada bulan Januari 1950.

Kepustakaan dan Benda Seni
Istana Kepresidenan Bogor mempunyai koleksi buku sebanyak 3.205 buah yang daftarnya tersedia di kepustakaan istana.
Istana ini menyimpan banyak benda seni, baik yang beruoa lukisan, patung serta keramik dan benda seni lainnya. Hingga kini lukisan yang terdapat di istana adalah 448 buah, dimana judul/nama lukisan itu, pelukisnya, tahun dilukis, tersedia dalam bentuk daftar sehingga memudahkan siapa saja yang ingin memperoleh informasi tentang lukisan tersebut. Begitu pula halnya dengan patung dan aneka bahan bakunya . Di istana ini terdapat patung sebanyak 216 buah.
Selain lukisan dan patung, Istana Bogor juga mengoleksi keramik sebanyak 196 buah. Semua itu tersimpan di museum istana, di samping yang dipakai sebagai pemajang di setiap ruang/bangunan istana.
(Istana Kepresidenan RI, Sekretariat Presiden RI, 2004)

Dibawah ini ada profil Istana Bogor yang dikutip dari : http://www.presidenri.go.id/istana/index.php/statistik/profil/istana/bogor.html dan Buku Kepresidenan Republik Indonesia.

Profil Istana Bogor
Istana Kepresidenan Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No 1, Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat, sekitar 60 kilometer dari Jakarta atau 43 kilometer dari Cipanas. Istana ini berada di pusat Kota Bogor, diatas tanah berkultur datar, seluas 28,86 hektar di ketinggian 290 meter dari permukaan laut.
Di halamannya yang sangat luas tersebut dipelihara sekitar 591 ekor rusa tutul dan terdapat sekitar 346 jenis pepohonan. Juga terdapat patung-patung yang cantik, seperti Si Denok karya Trubus, yang modelnya adalah Ara, isteri seorang karyawan Istana Bogor serta The Hand of God, reproduksi dari Swedia.
Menurut data kepustakaan di Istana Kepresidenan Bogor terdapat 37 bangunan. Beberapa bangunan utamanya memiliki fungsi penting.
¤ Gedung Induk, terdiri dari delapan ruang, yaitu Ruang Garuda yang berfungsi sebagai Ruang Resepsi, disini juga pertemuan-pertemuan besar dapat dilaksanakan. Ruang Teratai yang berfungsi sebagai ruang penerimaan tamu. Ruang Film pernah berfungsi sebagai ruang pemutaran film pada masa Presiden Soekarno. Ruang Makan yang berfungsi sebagai ruang makan utama. Ruang Kerja Presiden yang pernah berfungsi sebagai tempat bekerja Presiden Soekarno. Ruang Perpustakaan yang pernah berfungsi sebagai ruang perpustakaan Presiden Soekarno. Ruang Famili dan Kamar Tidur yang berfungsi sebagai tempat/ruang tunggu Presiden jika akan mengikuti aneka acara di Ruang Garuda. Ruang Tunggu Menteri yang berfungsi sebagai ruang tunggu para menteri jika mereka akan mengikuti acara-acara di Ruang Garuda.
¤ Gedung Utama Sayap Kiri, terdiri dari dua ruang, yaitu Ruang Panca Negara, yang pernH berfungsi sebagai ruang Konferensi Panca Negara / persiapa. Konferensi Asia Afrika di Bandung. Ruang Tidur dan Ruang Tengah,  yang difungsikan sebagai tempat menginap Presiden, tamu negara atau tamu agung.
¤ Gedung Utama Sayap Kanan, berfungsi sebagai tempat menginap para Presiden sebagai tamu negara berikut tamu-tamu negara dan tamu-tamu lainnya. Paviliun Sayap Kiri berfungsi sebagai kantor Rumah Tangga Istana Bogor, sedangkan Paviliun Sayap Kanan berfungsi sebagai tempat menginap para pejabat dan staf tamu negara.
¤ Paviliun I-VI. Paviliun I-V kini digunakan sebagai tempat menginap para pejabat dan merupakan ruang tunggu para menteri apabila ada acara, Paviliun VI digunakan sebagai rumah jabatan kepala istal. Diantara bangunan-bangunan lainnya yang patut dicatat disini adalah Gedung Dyah Bayurini, yang dilengkapi dengan kolam renang digunakan sebagai tempat istirahat Presiden serta keluarganya jika sedsng berada di Bogor. Selain itu terdapat Gedung Serba Guna yang berfungsi sebagai ruang serba guna : kesenian, pertemuan, tempat artis dan sebagainya. Selebihnya bangunan-bangunan itu merupakan bangunan-bangunan pelengkap kediaman Presiden dan fungsinya pun sejalan dengan jabaran tugas dan fungsi mereka.


Tidak ada komentar: