Di hari sabtu yang cukup cerah tanggal 15 Maret 2014, iseng aja ajak Sabila anakku yang cantik untuk naik bis tingkat pariwisata yang belom genap sebulan beroperasi.
Setelah selesai kunjungan dokter di RS Mitra Keluarga Depok, kemudian kami mencari stasiun terdekat dari tempat kami karena Sabila suka sekali naik kereta api dan jalan-jalan di mulai dari Stasiun Depok Baru untuk tujuan stasiun Sudirman, Jakarta Pusat. Saat itu waktu menunjukkan pukul 11.00, yang memang sudah termasuk siang.
Beginilah keadaan Stasiun Depok Baru
Sampai di depan loket, saya antri yang cukup panjang tapi tidak memakan waktu lama karena ada 2 loket lain yang dibuka. Tiba giliran saya membeli tiket, saya membayar Rp. 34.000,- untuk 4 orang (3 dewasa dan 1 anak kecil)
Anak kecil diatas 3 tahun sudah membayar penuh untuk bisa naik kereta api ini.
Setelah membeli tiket, kami pun masuk untuk selanjutnya menunggu kereta yang akan membawa kami ke tempat tujuan.
Dan kereta itu pun akhirnya datang.....
Dikarenakan saat itu kereta lumayan penuh, terpaksalah suami berdiri karena tidak mendapat tempat duduk
Tiba di Stasiun Manggarai, banyak penumpang yang turun dan Alhamdulillah suami dapat tempat duduk yang berdekatan dengan kami.
Banyak juga penumpang yang turun di Stasiun Manggarai ini dan kereta pun agak sedikit lega. Di kereta juga sekarang sudah ada petugas untuk menjaga kereta tetap aman.
|
Tiba di Stasiun Manggarai |
|
Kereta mulai lengang |
|
Ada petugas yang mengamankan kereta |
Dan inilah kami setelah duduk bersama di dalam kereta hehehe
|
Sabila, Bunda dan Ayah |
Tak terasa, kami pun tiba di Stasiun Sudirman. Mulai dari Stasiun Depok Baru sampai Stasiun Sudirman, larangan merokok diumumkan baik melalui pengeras suara ataupun dengan menggunakan gambar himbauan larangan merokok. Asyik bener dech, semoga tetap nyaman tanpa asap rokok disekitar stasiun :)
|
Tiba di Stasiun Sudirman |
|
Tanda larangan merokok |
Turun dari kereta, kami langsung mencari loket untuk
menukar kartu dengan uang tunai karena saat kami beli tiket, ada deposit senilai Rp. 5.000,-/tiket. Lumayan banget untuk 4 tiket itu jadi dapat uang tunai Rp. 20.000,- karena saat pulang nanti kami tidak menggunakan kereta, tapi pulang menggunakan taksi aja :)
|
Begini nich tiket kereta-nya. Ada deposit Rp. 5.000,- |
|
Tiket kereta siap dituangkan kembali |
Jadi perjalanan kami menggunakan kereta dari Stasiun Depok Baru menuju Stasiun Sudirman dibayar hanya dengan Rp. 3.500,-/orang. Cukup murah bukan, bila dibandingkan kami harus membawa kendaraan yang pastinya bikin tambah macet jalanan di ibukota.
|
Sabila dan Ayah sudah tiba di Jalan Jend. Sudirman |
Dari Stasiun Sudirman, kami menuju halte Plaza Indonesia dengan menggunakan taksi walaupun jaraknya sangat dekat. Ternyata di sekitar Bundaran HI lumayan tersendat juga.
Akhirnya kami pun tiba di Halte Plaza Indonesia yang ada tanda CITY TOUR.
|
Halte bertanda "City Tour" |
Kami menanti bis city tour sambil memperhatikan keadaan dan jalan disekitarnya, sungguh indah ibukota tercinta ini tapi sayang, kebisingan dan juga polusi sangat mengganggu keindahan kota Jakarta ini.
|
Sabila dan Ayah menanti bis city tour di Halte Plaza Indonesia |
|
Sebelum bernama Hotel Pullman Thamrin, dulunya bernama Hotel Nikko Jakarta yang sebelumnya bernama Hotel Presiden |
Bis tingkat Jakarta, mulai beroperasi sejak senin, 24 Februari 2014 yang bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat. Saat ini armada bis yang baru beroperasi 5 unit dengan rute masih sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI) sampai pasar baru, jadi dech kami menunggu bis cukup lama.
Bis pertama datang tapi kami lebih baik mengalah untuk menanti bis yang berikut-nya karena sudah penuh sesak dan berebutan orang-orang yang akan naik bis tersebut, berdesakan dan tidak perduk orang tersebut perempuan atau orang yang bawa anak. Sebaiknya ada jalur khusus untuk antrian seperti antri taksi di mall-mall besar di Jakarta, supaya lebih tertib dan teratur.
|
Penuh sesak yang mau naik bis wisata |
|
Sebaiknya ada jalur antrian biar tertib dan rapih |
|
Ada yang menggendong anak, ada ibu-ibu setengah tua. Bayangkan berdesakan seperti itu kasihan sekali mereka |
Karena bis-nya masih belum jalan sedangkan para penumpang sudah di dalam, numpang narsis sebentar dech hehehe
|
Bis-nya bagus ya..... Semoga aja selalu terawat |
|
Narsis bentaran dech hihihi |
Setelah kami menunggu, ada bis city tour yang datang dan bersiaplah kami untuk antri tapi kami agak sedikit kecewa karena bis tersebut mengambil jalur kanan dan tidak berhenti di halte sebagaimana yang seharusnya berhenti di tiap halte yang bertanda CITY TOUR. Sampai akhirnya bis berikut-nya juga mengambil jalur kanan dan gak berhenti di halte.
|
Liat dech, bis-nya ngambil jalur tengah. Ini bis ke-2 yang gak berhenti di halte bertanda CITY TOUR. Yang sebelumnya bis-nya mengambil jalur kanan |
Datang satu lagi bis dan Alhamdulillah bis ini berhenti di halte :)
|
Sabila dan Ayah sesaat sebelum naik bis
|
Di dalam bis ini, selain pengemudi ada beberapa petugas, yaitu : polisi pariwisata dari Polda Metro Jaya, kondektur atau disini disebut petugas on board, dan juga tour guide atau pemandu wisata dari perhimpunan pramuwisata dan Komunitas Historia Indonesia (KHI). Semua petugas ini dibagi menjadi dua waktu kerja.
Para pengemudi bis tingkat pariwisata ini semuanya dioperasikan oleh kaum hawa. Ya.... Kaum hawa. Keputusan ini diambil, dengan alasan kaum hawa sifatnya lembut dan keibuan, dengan harapan bis tidak dikendarai secara ugal-ugalan karena kecepatan yang disarankan hanya 10-20 km/jam.
Gaji pokok para pengemudi wanita ini cukup menarik karena 3.5 kali dari Upah Minimum Propinsi (UMP), yaitu mencapai lebih dari 7 juta rupiah. Cukup mencengangkan bukan :)
Syarat yang harus dimiliki oleh para petugas bis pariwisata jakarta ini adalah, mampu berkomunikasi dalam bahasa inggis dengan baik dikarenakan selain turis domestik, sasaran utamanya adalah para turis mancanegara.
Untuk permulaan, bis ini tidak menggunakan Sistem kartu tapi untuk kedepannya, setiap penumpang bis diwajibkan menggunakan tiket untuk bisa naik ke bis ini. Tiketnya sendiri akan disebar di tiap hotel-hotel yang dilintasi oleh bis tingkat ini, yang salah satunya adalah Hotel Indonesia Kempinski.
Bis gratis ini diperuntukkan untuk semua kalangan dan beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 19.00 WIB dengan jeda waktu antar bis adalah 30 menit.
Bis tingkat wisata ini memiliki panjang 13.5 meter dengan lebar 2.5 meter dan tinggi 4.2 meter.
Bis ini memiliki 60 buah tempat duduk dan terbagi 18 buah kursi bagian bawah, dua diantaranya diperuntukkan bagi penyandang disabilitas dan 42 buah kursi di bagian atas. Bis tingkat ini sengaja dibuat rendah agar memudahkan bagi penyandang disabilitas dan orangtua.
|
Senyum ya.... Biar saya foto yang cantik dan ganteng :) |
Akhirnya, naik juga kami ke bis yang super nyaman, bahkan ada ibu-ibu yang memaksa untuk ke atas tapi dilarang oleh petugas karena memang kapasitas kursi sudah mencukupi dan tidak dibolehkan para penumpang berdiri di dalam bis tersebut, memang sungguh tertib dan nyaman dech. Dan langsung aja kami foto-foto dan narsis hahaha
|
Kami bertiga di dalam bis city tour Jakarta |
Kami pilih duduk di bis bagian atas, jadi banyak pemandangan yang bisa dilihat dari ketinggian bis ini. Inilah beberapa pemandangan yang bisa dilihat sepanjang perjalanan dari Plaza Indonesia melewati Pasar Baru dan kembali lagi ke Plaza Indonesia.
Di sepanjang perjalanan, petugas pemandu wisata menjelaskan beberapa sejarah kota Jakarta, mulai dari asal muasal Jalan MH Thamrin, sejarah Museum Gajah, asal mula disebut Pasar Baru, sejarah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, sebutan untuk Monumen Nasional di jaman Belanda, sejarah Balai Kota Jakarta, sejarah berdirinya pusat perbelanjaan Sarinah, sampai sejarah Bundaran Hotel Indonesia dan juga Hotel Indonesia Kempinski.
Rute dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) - Sarinah - Museum Nasional - Halte Santa Maria - Pasar Baru - Gedung Kesenian Jakarta - Masjid Istiqlal - Istana Merdeka - Monas - Balaikota - Sarinah dan kembali ke Bundaran HI.
|
Situasi Jalan M. H. Thamrin dilihat dari atas bis |
|
Bundaran Indosat |
|
Gedung Filateli Jakarta |
|
Gedung Pos Ibukota Jakarta |
|
Sekolah Santa Ursula |
|
Gereja Katedral Jakarta |
|
Sudut indah dari Gereja Katedral Jakarta |
Perjalanan kami pun sedikit tersendat dikarenakan ada kampanye dari beberapa partai. Dan kami pun semuanya beristirahat sejenak di samping Masjid Istiqlal. Beruntung di tempat kami beristirahat itu ada beberapa jualan seperti ketoprak, soto ayam, es cincau hijau, es dawet dan beberapa jajanan lain disekitar masjid tersebut. Saya pun kemudian memilih untuk menikmati es cincau hijau bersama keluarga. Dan ternyata bukan hanya kami yang mepetigascity nikmati es cincau yang asli itu, tapi juga beberapa petugas city tour jakarta ini.
|
Es Cincau dan Dawet Asli. Beneran asli karena dari rasa gak bisa dibohongin. Gula-nya juga bukan gula biang |
|
Beneran asli khan cincau-nya |
|
Beberapa petugas ikut menikmati es cincau hijau dan es dawet |
Sementara masih menunggu bis-nya jalan lagi, sempetin tuk foto-foto dulu.
|
Megah-nya Masjid Istiqlal |
|
Bis City Tour Jakarta cukup bagus |
|
Foto besama keluarga di bodi bis city tour |
|
Lima armada bis city tour Jakarta yang menanti di sisi Masjid itiqlal karena ada kampanye terbuka dari beberapa partai |
Setelah menunggu sekitar 30 menit, kami semua diarahkan untuk naik kembali ke bis.
Dan kali ini, saya dan keluarga mengambil tempat duduk yang diatas dan posisi paling depan.
Perlahan-lahan kami pun bergerak meninggalkan sisi Masjid Istiqlal.
Dikarenakan lima armada bis city tour Jakarta tersendat karena ada kampanye terbuka, akhirnya terjadi penumpukan calon penumpang yang sudah menanti di halte berikut-nya .
|
Ini yang membuat kami tersendat. Selain berwarna merah, masih ada beberapa partai lain dalam kampanye terbuka ini |
Setelah berhenti di halte monas, bis juga berhenti di halte balai kota.
|
Balai Kota Jakarta |
|
Kemacetan karena kampanye terbuka |
|
Jalanan sedikit lengang setelah melewati Bundaran Indosat |
|
Pusat Perbelanjaan Sarinah adalah yang tertua di Jakarta |
|
Tugu Selamat Datang atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bundaran HI |
|
Bundaran HI |
|
Foto kemacetan ini diambil dari jembatan penyeberangan Plaza Indonesia |
Beberapa fasilitas di dalam bis city tour jakarta demi kenyamanan penumpang, adalah :
|
Penyejuk udara / AC |
|
Sun Roof |
|
Alat pemecah kaca untuk darurat |
|
Disable Area |
|
Kamera CCTV |
Demikianlah sedikit cerita tentang perjalananku menggunakan bis city tour Jakarta bersama keluarga. Dengan adanya bis city tour jakarta ini, jadi menambah hiburan rakyat dan juga untuk mendongkrak pariwisata Indonesia, terutama Jakarta. Terima kasih untuk Gubernur DKI Jakarta dan para petugas bis city tour Jakarta, semoga semakin lebih baik lagi untuk kemajuan Kota Jakarta tercinta ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar