Libur panjang kali ini dimanfaatin tuk kunjungin jakarta dan sekitar-nya, akhirnya pilihan jatuh ke puncak monas. Ini kali kedua saya naik ke puncak monas setelah kunjungan pertama bersama keponakan sebelum saya menikah dan sekarang tugas saya membawa anak supaya dia lebih kenal sejarah indonesia.
|
Indah-nya ikon Kota Jakarta |
Pagi-pagi sekali di hari sabtu tanggal 19 April 2014, berangkat jam 06.30 WIB dengan menggunakan kereta dari stasiun pondok cina-depok menuju stasiun gondangdia-jakarta pusat.
|
Stasiun Pondok Cina |
Cukup bayar murah untuk bisa ke gondangdia, yaitu dengan IDR 3.500/orang termasuk anak diatas 3 tahun sudah di hitung beli tiket sendiri. Jangan lupa, ada tambahan IDR 5.000 sebagai deposit atau jaminan kartu supaya kartu-nya bisa balik lagi, lumayan banget khan.
Akhirnya, kereta itu pun datang untuk membawa kami sesuai tujuan.
|
Menanti kereta datang |
Saya, anak dan ART pilih duduk di gerbong khusus wanita, sedangkan suami pilih gerbong di sebelah-nya lagi yang bisa untuk laki-laki atau perempuan.
|
Demi kenyamanan dan ketertiban di dalam kereta |
Akhirnya kami pun sampai di stasiun gondangdia, cuma butuh waktu lebih kurang 30 menit aja antara depok ke jakarta, duh senangnya.....
|
Stasiun Gondangdia |
Tujuan pertama langsung cari loket refund tiket. Lumayan tuk ambil deposit IDR 5.000/tiket itu, total IDR 20.000 untuk 4 tiket. Sipppp dech.....
|
Sabila tap kartu kereta-nya sendiri |
|
Ini dia loket refund-nya |
|
Kartu yang akan di refund |
Keluar stasiun gondangdia, celingak celinguk naik apaan yaaaaa..... Dan keluar ide tuk naik bajaj sebagai kendaraan khas jakarta, kebetulan ART belom pernah naik bajaj nich. Kalo Sabila, sudah pernah naik bajaj sewaktu dia kecil tapi bajaj yang berwarna orange sedangkan sekarang naik bajaj yang berwarna biru. Loch.... Ada dua pilihan warna toh tuk naik bajaj, beda-nya apa yaaa?? Kalo bajaj orange, suara masih berisik, sedikit polusi udara, lebih sempit dan untuk BBM-nya menggunakan bensin. Bajaj biru?? Nah.... Ini dia beda-nya. Bajaj biru lebih bersahabat dengan lingkungan karena gak bikin polusi udara ataupun polusi suara, ditambah juga tempat duduk lebih empuk dan lebar, dan juga bahan bakar menggunakan gas atau BBG. Lebih bersahabat bukan....
Oh iya, untuk ongkos bajaj dari stasiun gondangdia ke daerah monas adalah IDR 15.000 dari harga yang ditawarkan IDR 20.000.
Tiba di monumen nasional atau sering disebut monas, kami langsung masuk ke pagar dan terhenti sejenak karena ada beberapa rusa yang bisa di beri makan dengan wortel atau kacang panjang. Untuk wortel atau kacang panjang itu, bisa di beli oleh penjual di sekitar lokasi dengan cukup membayar IDR 2.000 sudah bisa mendapat seikat wortel atau kacang panjang.
Setelah puas melihat rusa, kami pun bergegas ke arah parkir monas dan mencari tempat atau sejenis terminal untuk naik kendaraan sejenis kereta yang akan mengantarkan kami menuju pelataran monas.
|
Kereta wisata |
Naik kereta ini free alias gak usah bayar karena merupakan fasilitas dari monas ini untuk para pengunjung. Gak perlu berebutan naik kereta ini karena ada sebanyak 13 buah kereta yang di sediakan. Kami pun naik ke kereta dan 5 menit kemudian, kami sudah berada di pelataran monas.
Langsung turun ke tangga masuk dan kami langsung antri untuk membeli tiket menuju cawan dan puncak monas, gak lupa kami pun membeli tiket masuk untuk ke museum-nya.
|
Ini loket untuk ke museum |
|
Loket ke puncak dan cawan monas
|
|
Petugas loket cawan dan puncak monas |
Cukup membayar IDR 15.000 untuk dewasa dan IDR 4.000 untuk anak-anak, sudah bisa masuk ke cawan ataupun puncak monas. Untuk tiket museum, harga tiket masuk-nya adalah IDR 5.000 untuk dewasa dan IDR 2.000 untuk anak-anak.
|
Tiket terusan ccawan dan puncak monas untuk dewasa |
|
Tiket terusan cawan dan puncak monas untuk anak-anak |
|
Tiket sumbangan kalo gak ada kembalian |
|
Tiket masuk Museum Monumen Nasional |
Monas dibuka mulai dari jam 08.00 WIB dan loket di tutup jam 15.00 WIB setiap hari kecuali hari senin setiap akhir bulan karena jadwal itu merupakan perawatan monas yang menjadi ikon kota jakarta.
Untuk bisa naik ke cawan dan puncak monas, kami harus melewati museum dan kemudian menaiki tangga dan selanjutnya antri untuk bisa masuk ke cawan dan puncak monas. Karena hari ini long weekend, banyak sekali pengunjung yang datang ke monas untuk sekedar berfoto ataupun naik juga ke puncak-nya. Ada pengunjung yang dari daerah juga loch, seperti pengunjung di depan kami saat mengantri, yang berasal dari surabaya. Katanya belom ke jakarta kalau belom mengunjungi monas hehehe
Penuh sangat saat kami tiba di pelataran monas tersebut, padahal kami tiba di lokasi sekitar jam 09.00 WIB. Ya mungkin aja sudah ada yang datang dari sebelum monas di buka kali ya :)
Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa masuk dan naik ke puncak monas tersebut dikarenakan jumlah pengunjung yang membludak.
|
Ayah dan Sabila nunggu antrian |
|
Meskipun antri cukup lama, Sabila tetap ceria |
Harus siapkan makanan ringan ataupun minuman supaya bisa tetap mengantri tapi gak kelaparan atau kehausan. Tapi harus di ingat ada beberapa pedagang kaki lima (PKL) di tempat itu, namun gak sembarang kita bisa membeli karena akan dikenakan sangsi sesuai peraturan yang berlaku. Sudah ada tempat jualan khusus di monas ini, jadi belilah makanan atau minuman disana karena harganya juga masih sangat wajar.
Dan penantian kami untuk naik ke puncak monas berakhir sudah. Giliran kami yang masuk ke lift menuju puncak dan cawan monas.
|
Petunjuk arah |
Lift di monas ini hanya 1 buah aja dan itu pun cuma cukup untuk 11 orang pengunjung saja karena di dalam lift pun ada 1 petugas, jadi total 12 orang di dalam lift.
|
Cuma bisa 11 orang aja |
Ada 3 buah tombol di lift tersebut, yaitu 1 ke lantai dasar tempat kami naik, 2 menuju cawan monas dan yang ke 3 adalah tombol lift menuju puncak monas.
|
Petunjuk lift |
Kami keluar lift menuju puncak monas. Di puncak monas ini kami bisa melihat gedung-gedung pencakar langit yang ada di jakarta. Bahkan kami juga bisa melihat gunung salak dan juga laut jawa dengan kepulauan seribu.
Di setiap sudut, disediakan teropong untuk melihat gedung-gedung lebih dekat dan disediakan pula semacam tangga untuk anak-anak.
|
Sabila dikasih pengarahan sama Ayah |
|
Ayah ngintip apaan tuch??? |
|
My cute girl |
|
Sabila mau teropong awan, katanya |
|
Sabila serius banget teropong jakarta |
|
Little angel |
Cuaca di luar cukup cerah dan juga angin berhembus dengan kencang-nya, puas sekali kami di tempat itu sampai-sampai saya harus merayu anak saya yang masih betah di puncak monas untuk turun ke cawan.
|
Sabila dan Ayah menikmati pemandangan Kota Jakarta |
|
Dengan pemandangan yang bagus |
|
Angin kencang tak menghalangi kami untuk berfoto |
Puas sudah kami dan kami pun turun dengan menggunakan lift menuju cawan monas. Di cawan monas sedikit yang bisa dilihat dan di foto, tak lama pun kami turun dengan menggunakan tangga yang sudah disediakan. Ya.... Turun dari cawan ke dasar monas cukup menggunakan tangga aja.
|
Pemandangan berupa Masjid Istiqlal di lihat dari cawan monas |
Gak ketinggalan pula kami harus ke museum monumen nasional. Di museum ini banyak sekali sejarah indonesia. Mulai dari perang, perjuangan sampai dengan kemerdekaan ada cerita dan sejarah-nya di museum ini.
Sabila pun di hampir setiap tempat minta di foto, sambil saya baca untuk Sabila apa aja yang dia lihat.
Setelah lelah dan puas, kami pun keluar pelataran monas. Di pelataran monas ini banyak sekali penjual pernak pernik khan jakarta ataupun yang lain-nya, saya pun membeli topi yang cukup murah kalau dibandingkan beli di ancol dengan topi yang sama, lumayan hemat hehehe. Ada juga ondel-ondel atau badut untuk sekedar berfoto dengan membayar dari keikhlasan pengunjung.
|
Gadis kecil berpayung |
|
Beli topi cantik ini dengan harga murah |
Menuju parkiran luar, kami harus mengantri kereta lagi untuk membawa ke lokasi luar monas.
Setiba-nya kami di parkiran monas, banyak yang berjualan makanan dan kami menemukan es goyang yang sangat saya sukai. Cukup membayar IDR 3.000 sudah bisa menikmati lezat-nya es goyang dengan aneka pilihan rasa, ada alpukat, kacang hijau, ketan hitam, stroberi dan lainnya.
|
Aneka pilihan rasa es goyang |
|
Bahan topping berupa coklat cair dan kacang tumbuk |
|
Es goyang yang sudah di celup coklat cair, diberi kacang
|
|
Es goyang topping kacang |
Puas sekali perjalanan kami hari ini, tidak sia-sia untuk antri yang lumayan lama :)
Perjalanan ingin dilanjutkan ke daerah kota tua, tapi sayang cuaca yang tidak mendukung karena hujan angin yang sangat kencang dan akhirnya perjalanan kami pun berakhir.